Senin, 15 Februari 2016

Kapolri Sebut Sulit Deteksi Aliran Dana Terorisme dari Suriah

Kapolri Sebut Sulit Deteksi Aliran Dana Terorisme dari Suriah
KAPOLRI - JENDERAL POLISI BADRODIN HAITI

Jakarta - Kapolri Jenderal Bahrodin Haiti mengungkap adanya kelompok teroris yang mendapat aliran dana dari Suriah dan Yordania. Meski demikian, Badrodin menyebut tidak bisa secara serta merta memutus aliran dana asing begitu saja.

"Sulit untuk mendeteksi di sana. Misalnya si Amin kirim uang ke Suriah, kira-kira nama Amin siapa? Kan tidak ada identitas pelakunya," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2016) malam.

Badrodin menyebut pihaknya sulit mencegah masuknya aliran dana asing masuk ke Indonesia. Terlebih mengetahui kalau aliran dana itu diperuntukkan untuk membiayai aktivitas terorisme.

"Ya tidak bisa. Bagaimana Western Union dihalangi menyampaikan ini? Kita juga tidak tahu dana dari teroris atau bukan," terangnya.

Sebelum ini dalam rapat bersama Banggar DPR, Badrodin juga sempat mengungkapkan ada tiga kelompok yang berencana melakukan aksi teror di Indonesia. Salah satunya, kelompok Hendro Fernando yang mendapatkan uang dari Suriah, Yordania dan Turki sebesar Rp 1,3 miliar.

Dana tersebut kemudian dialirkan lagi ke Filipina untuk membeli senjata lalu ke Poso dan dicairkan sendiri untuk kelompok itu. Badrodin mengatakan, kelompok Hendro berencana menyerang Bandara Soekarno-Hatta dan Mabes Polri.

Selain itu, kelompok teror bom Thamrin juga mendapat aliran dana. Hanya saja jumlahnya lebih kecil dibanding yang didapat oleh kelompok Hendro, yakni Rp 900 ribu.

"Mereka kan membentuk kelompok kecil ada 4-6 orang. Kelompok ini ada leader-nya masing-masing. Itu yang kemudian komunikasi ada beberapa tempat, termasuk yang komunikasi dengan Bahrun Naim. Dia yang kita identifikasi. Selama ini sudah ada yang terungkap empat sampai 5 kelompok," kata Badrodin.
(aws/miq)

Detik.com (15 Februari 2016) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar