SURABAYA - Praktik
arisan online itu dimulai ketika bos investasi dan arisan Facebook
awu-awu Mey Wulan Anggraini, 26, keluar dari sebuah perusahaan trading
di Surabaya, Jawa Timur. Dia membuat akun Facebook bernama Gerobax
Michan Community (GMC) pada Oktober 2014 dan Big Owner GMC pada November
2014. Melalui dua akun itu, dia menawarkan investasi online dan arisan
online.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Awi
Setiyono mengatakan, dalam menawarkan investasi dan arisan online itu,
Mey berusaha meyakinkan calon korban. Salah satu caranya adalah
seolah-olah bekerja sama dengan sebuah perusahaan asuransi terkemuka dan
toko emas yang punya nama. ”Maksudnya, biar korban percaya bahwa
investasi itu didukung perusahaan kredibel,” katanya.
Dia menawarkan dua jenis investasi.
Yaitu, GMC dengan setoran Rp 500 ribu–Rp 20 juta. Dalam program GMC itu,
korban diiming-imingi beragam pilihan keuntungan. Salah satunya adalah
investasi 100 persen profit selama 35 hari. Maksudnya, dalam waktu 35
hari, member mendapat keuntungan 100 persen dari uang yang disetorkan.
Ada juga arisan Rp 500 ribu. Setelah dua
bulan, member mendapat laptop atau emas 10 gram. Selain itu, ada
investasi Kokajang dengan modal Rp 1–10 juta. Member mendapat keuntungan
50 persen dalam tempo 18 hari. Jika menyetorkan uang di atas Rp 10
juta, keuntungan yang didapat 80 persen dari modal.
Mey juga menawarkan investasi jangka
panjang. Yaitu, setor Rp 500 ribu pada Oktober 2014 menjadi Rp 1 juta
pada Maret 2015. Ada juga program investasi mobil, Lebaran, dan
tunjangan hari raya (THR). Member diminta membayar Rp 22 juta. Pada Juli
2015, uang investasi itu menjadi Rp 150 juta.
Program kedua, Big Owner GMC, Mey
menawarkan keuntungan 4 persen per hari dari nilai setoran. Ada juga
investasi dengan keuntungan 100 persen setiap bulan selama seumur hidup.
Untuk program itu, member diharuskan menyetor Rp 20–60 juta. ”Ada
korban yang membeli lebih dari satu program,” jelas Awi.
Tawaran tersebut membuat banyak korban
terseret. Buktinya, untuk program GMC, ada 1.400 member yang menyetorkan
uangnya. Sedangkan untuk program Big Owner GMC, ada 50 member. Menurut
Awi, uang yang terkumpul dengan peserta sebanyak itu mencapai Rp 10
miliar.
Dalam beraksi, korban yang tertarik
diharuskan mentransfer uang sesuai program yang dipilih ke rekening Mey.
Untuk menggaet member lebih banyak, Mey mempekerjakan tiga staf
administrasi di tiga kota. Yakni, di Pontianak, Kediri, dan Surabaya.
”Admin bertugas me-listing member dan mentransfer profit ke member yang
jatuh tempo,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar